KELUARGA SEBAGAI PEMBENTUK KEPRIBADIAN
Keluarga adalah unit terkecil pembentuk suatu masyarakat. Dimana di dalam sebuah keluarga seorang anak lahir, kemudian dibentuk agar menjadi seorang manusia dewasa yang merupakan bagian dari masyarakat itu sendiri, hal ini sesuai dengan pernyataan Emile Durkheim mengenai definisi masyarakat yaitu bahwa masyarakat merupakan suatu kenyataan objektif pribadi-pribadi yang merupakan anggotanya. Dalam definisinya mengenai masyarakat , Durkheim, menekankan bahwa terbentuknya suatu masyarakat adalah melalui setiap pribadi-pribadi dan terbentuknya seorang individu/ pribadi adalah melalui sebuah keluarga,dimana mereka belajar menerima nilai-nilai peranan dan tanggung jawab dalam masyarakat. Peranan dan tanggung jawab seorang masyarakat yang baik berpengaruh besar bagi suatu Negara. Individu-Individu dengan kepribadian unggul akan menjadikan suatu Negara unggul pula.
Fungsi keluarga menurut buku Drs. Soewaryo Wangsanegara :
1. Sebagai pembentukan kepribadian, orang tua meletakkan dasar-dasar kepribadian pada anak-anaknya untuk memproduksi dan melestarikan kepribadian mereka.
2. Alat reproduksi kepribadian (berkaitan dengan butir 1)
Sebagaialat reproduksi kepribadian yang berakar pada etika, estetika, moral keagamaan dan kebudayaan yang berhubungan dengan sebuah struktur masyarakat. Contoh keluarga seniman tari bali mewariskan ketrampilan seni tari atau seni patung kepada anak keturunannya.
3. Keluarga merupakan eksponen / contoh dari kebudayaan masyarakat.
Pada keluarga keluarga masyarakat primitif peranan keluarga sangat penting sebagai transmisi/ penyaluran kebudayaan. Semakin maju dan dinamis suatu kelompok masyarakat maka peranan keluarga sebagai transmisi kebudayaan sudah tidak memadai lagi, maka diperlukan bentuk lain seperti, sekolah-sekolah, lembaga-lembaga non formal/ formal.
4. Keluarga sebagai lembaga perkumpulan perekonomian
5. Keluarga sebagai pusat pengasuhan dan pendidikan
Oleh sebab itu peran keluarga sebagai pembentuk kepribadian suatu individu sangat penting dan tidak dapat dipandang sebelah mata.
Faktor utama pembentuk kepribadian seorang individu selain faktor bawaan dari individu itu sendiri, adalah faktor lingkungan, tempat di mana mereka berada. Baik dalam lingkungan pergaulan masyarakat, maupun keluarga. Namun keluarga adalah lingkungan awal di mana seorang individu belajar dan menyerap segala hal yang ia ketahui, baik berupa tingkah laku hingga ideologi. Sebagai contoh anak yang baru lahir akan belajar carabereaksi terhadap orang lain melalui kedua orang tuanya. Orang tua akan memberikan anak mereka semacam input kepribadian yang besar pengaruhnya ketika sang anak beranjak dewasa. Khususnya di Indonesia keluarga akan terus berperan besar terhadap seorang individu walaupun individu tersebut telah memasuki usia dewasa karena kelurga merupakan ikatan/hubungan yang tidak pernah putus di dalam keluarga selalu ada hubungan timbal balik dari para anggotanya,di mana setiap anggota keluarga memiliki peranan yang berbeda namun memiliki satu tujuan, hal ini sesuai dengan karakteristik keluarga menurut Departemen Kesehatan RI (1998):
1. Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi
2. Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah mereka tetap memperhatikan satu sama lain
3. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing mempunyai peran sosial : suami, istri, anak, kakak dan adik
4. Mempunyai tujuan : menciptakan dan mempertahankan budaya, meningkatkan perkembangan fisik, psikologis, dan sosial anggota.
Namun definisi keluarga sangatlah luas kita tidak dapat hanya mendefinisikan keluarga pada hubungan yangterbatas pada ayah, ibu dan anak. Berikut adalah contoh macam-macam keluarga dan semuanya turut mengambil peranan besar dalam membentuk kepribadian setiap anggotanya.
MACAM-MACAM STRUKTUR / TIPE / BENTUK KELUARGA
1. TRADISIONAL :
a. The nuclear family (keluarga inti)
Keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak.
b. The dyad family
Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang hidup bersama dalam satu rumah
c. Keluarga usila
Keluarga yang terdiri dari suami istri yang sudah tua dengan anak sudah memisahkan diri
d. The childless family
Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk mendapatkan anak terlambat waktunya, yang disebabkan karena mengejar karir/pendidikan yang terjadi pada wanita
e. The extended family (keluarga luas/besar)
Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yang hidup bersama dalam satu rumah seperti nuclear family disertai : paman, tante, orang tua (kakak-nenek), keponakan, dll)
f. The single-parent family (keluarga duda/janda)
Keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah dan ibu) dengan anak, hal ini terjadi biasanya melalui proses perceraian, kematian dan ditinggalkan (menyalahi hukum pernikahan)
g. Commuter family
Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu kota tersebut sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja diluar kota bisa berkumpul pada anggota keluarga pada saat akhir pekan (week-end)
h. Multigenerational family
Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal bersama dalam satu rumah
i. Kin-network family
Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling berdekatan dan saling menggunakan barang-barang dan pelayanan yang sama. Misalnya : dapur, kamar mandi, televisi, telpon, dll)
j. Blended family
Keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda yang menikah kembali dan membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya
k. The single adult living alone / single-adult family
Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya atau perpisahan (separasi), seperti : perceraian atau ditinggal mati
2. NON-TRADISIONAL :
a. The unmarried teenage mother
Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa nikah
b. The stepparent family
Keluarga dengan orangtua tiri
c. Commune family
Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan saudara, yang hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman yang sama, sosialisasi anak dengan melalui aktivitas kelompok / membesarkan anak bersama
d. The nonmarital heterosexual cohabiting family
Keluarga yang hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan
e. Gay and lesbian families
Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama sebagaimana pasangan suami-istri (marital partners)
f. Cohabitating couple
Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena beberapa alasan tertentu
g. Group-marriage family
Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat rumah tangga bersama, yang merasa telah saling menikah satu dengan yang lainnya, berbagi sesuatu, termasuk sexual dan membesarkan anaknya
h. Group network family
Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan/nilai-nilai, hidup berdekatan satu sama lain dan saling menggunakan barang-barang rumah tangga bersama, pelayanan dan bertanggung jawab membesarkan anaknya
i. Foster family
Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga/saudara dalam waktu sementara, pada saat orangtua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang aslinya
j. Homeless family
Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang permanen karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan mental
k. Gang
Sebuah bentuk keluarga yang destruktif, dari orang-orang muda yang mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian, tetapi berkembang dalam kekerasan dan kriminal dalam kehidupannya.
Apapun bentuk suatu keluarga, semuanya memiliki peranan yang sama pentingnya dalam membentuk suatu kepribadian, terlepas apakah kepribadian itu baik atau buruk namun keluarga memberikan suatu perasaan diterimanya suatu individu dalam sebuah unit masyarakat.