Kamis, 08 Maret 2012

TEMA GLOBALISASI: Globalisasi di Negara- Negara Berkembang

Globalisasi di Negara- Negara Berkembang


Seiring dengan berkembangnya zaman. Maka masuklah kita pada era globalisasi, dimana semua Negara dianggap sebagai kesatuan besar yang global, dalam artian definisi globalisasi yaitu tidak adanya batasan Negara untuk saling bertukar informasi ,melakukan perdagangan maupun pertukaran budaya menurut Jan Aart Scholte mengatakan globalisasi adalah: ”serangkaian proses dimana relasi sosial menjadi relatif terlepas dari wilayah geografis”. Melalui globalisasi Negara-negara berkembang dengan segala polemik serta kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh negaranya harus mampu untuk dihadapkan dan bersaing dengan Negara-negara maju yang memiliki lebih banyak keunggulan dibandingkan dengan Negara-negara berkembang, karena melalui globalisasi pengaruh Negara-negara lain terhadap suatu Negara akan sangat deras, dan jika pengaruh lokal tidak cukup kuat untuk menerimanya, maka yang terjadi adalah hilangnya identitas suatu bangsa. Baik buruk dampak Globalisasi ternyata disambut baik oleh Negara-negara berkembang.

Seperti yang kita ketahui, Indonesia adalah salah satu Negara yang menerima masuknya era globalisasi. Masuknya era globalisasi di Indonesia memang memberikan dampak baik dan buruk bagi bangsa ini. Secara umum, Globalisasi memberikan kemudahan dalam berkomunikasi antar bangsa sehingga dunia seolah-olah terasa tanpa batasan melalui kecanggihan komunikasi dalam era globalisasi. Hal ini memudahkan masyarakat Indonesia untuk memiliki hubungan atar negara demi melakukan perdagangan atau bisnis, atau untuk saling bertukar informasi atau pendidikan, maupun hanya sekedar menjalin persahabatan, baik melalui teknologi maupun tanpa teknologi. Semua keuntungan globalisasi seakan telah membuai Negara-negara berkembang untuk tidak waspada terhadap era ini, padahal Globalisasi sendiri bak koin yang memiliki dua sisi. Melalui kemudahan-kemudahan komunikasi yang diberikannya dan derasnya hubungan komunikasi antar bangsa, deras pulalah pengaruh-pengaruh bangsa lain terhadap bangsa ini, dan pengaruh-pengaruh tersebut belum tentu sesuai dengan nilai-nilai lokal suatu bangsa. Di Indonesia sendiri dampak buruk Globalisasi berpengaruh lebih besar ketimbang dampak baik yang diberikannya. Masuknya Globalisasi ke Indonesia telah mengikis kecintaan generasi muda akan tanah air, dan memiliki suatu paham untuk lebih mengunggulkan nilai-nilai bangsa asing.



Film-Film dan produk-produk asing yang semakin mudah masuk ke Indonesia lebih banyak mendapatkan apresiasi baik dari masyarakat Indonesia, ketimbang film-film dan produk-produk lokal. Dampak dari film-film asing secara tidak langsung telah membantu membentuk pikiran masyarakat lokal akan kehebatan dari bangsa asing yang telah terbentuk lama semenjak masa konial di Indonesia, menyebabkan bangsa asing memiliki nilai lebih ketimbang masyarakat lokal hingga saat ini. Hal ini sesuai dengan penjelasan Dr. Sofia Rangkuti Hasibuan dalam bukunya Manusia dan Kebudayaan Indonesia (Teori dan Konsep) bahwa : Berbagai peristiwa dalam sejarah menunjukan kehandalan penjajah dim mata anak bangsa. Supremasi penjajah ini kiranya telah pula mempengaruhi alam pikiran anak bangsa. Keunggulan mereka telah membuat bangsa ini bertekuk lutut dan tidak dapat berkutik selain memandang penjajah sebagai bangsa yang pantas dikagumi. (Rangkuti, S.H ,2002, hlm. 82)

Sehingga selanjutnya, produk asing lebih digemari ketimbang produk lokal. Secara umum kualitas produk lokal kebanyakan memang belum sebanding dengan produk asing. Kecanggihan seta pengetahuan yang jauh lebih baik dibanding Negara-negara berkembang telah membuat Negara-negara maju lebih mudah untuk mendapatkan kepercayaan dan menguasai pasar masyarakat lokal, Indonesia khususnya. Namun, bukan berarti, tidak ada produk lokal yang dapat bersaing dengan produk asing, di Indonesia sendiri terdapat beberapa produk lokal yang memiliki kualitas yang cukup membanggakan dan siap bersaing dengan produk asing, baik dari segi harga maupun kualitas. Sayangnya, di dalam Masyarakat Indonesia itu sendiri umumnya hidup suatu budaya pamer dan gengsi, di mana kepemilikan akan suatu benda dinilai sebagai sesuatu yang dapat meningkatkan derajat sosial seseorang di mata masyarakat (Selo Soemardjan :1983). Sehingga walaupun kualitas produk lokal dikatakan telah mampu bersaing baik dari segi harga dan kualitas namun dimata masyarakat Indonesia sendiri , produk-produk asing masih memiliki nilai tinggi di banding produk lokal. Hal ini serupa dengan dampak negative globalisasi di Negara berkembang lainnya seperti myanmar, kamboja, dan vietnam. Dari contoh-contoh Negara yang telah disebutkan, maka jelaslah bahwa kesiapan mental dari suatu masyarakat sangat mutlak diperlukan untuk mempersiapkan masyarakat dalam menghadapi era globalisasi. Sikap-sikap mental yang umumnya terdapat di Negara-negara berkembang, seperti bangsa asing adalah bangsa unggul, sedangkan masyarakat lokal tidak seunggul bangsa asing haru segera dirubah dengan sikap-sikap mental yang baru seperti, kesamaan derajat antara masyarakat lokal dan asing, kemandirian, dan kepercaya dirian, sehingga era globalisasi dapat diterima oleh Negara-negara berkembang dengan kesiapan bukan keterseokan.


TEMA GLOBALISASI : PERAN MEDIA DALAM GLOBALISASI

PERAN MEDIA DALAM GLOBALISASI


Masuknya Globalisasi selain melalui bangsa asing sendiri yang hijrah ke suatu Negara adalah salah satunya melalui Media. Media adalah sarana terbesar yang menjadi kendaraan bagi masuknya era serta dampak globalisasi. Media yang dimaksud adalah televisi, Internet, majalah serta bermacam-macam teknologi komunikasi yang umumnya digunakan oleh masyarakat Indonesia saat ini. Seiring berkembangnya kecanggihan teknologi media maka semakin mudahlah pengaruh dari Globalisasi dapat masuk dan dinikmati oleh masyarakat Indonesia dari berbagai kalangan, anak-anak, remaja, hingga orang dewasa. Seiring degan berkembangnya zaman, teknologi media informasi selain memiliki tingkat kecanggihan yang tinggi juga memilki kemudahan dalam pengaksesannya, sehingga tidak heran jika anak-anak pun dapat dengan mudah menikmati berbagai informasi dari teknologi media. Inilah mengapa media seringkali disebut sebagai kendaraan globalisasi, karena melalui media lah beragam informasi dari berbagai penjuru dunia dapat masuk ke suatu Negara. Di Indonesia, melalui televisi nasional kita dapat melihat berbagai tayangan asing. Dari acara talk show, ajang pencarian bakat hingga fim-film asing tersiar di setiap stasiun televisi.

Televisi adalah media informasi yang paling bayak dimiliki oleh masyarakat Indonesia ssat ini. Di setiap keluarga, minimal terdapat satu unit televisi, sehingga tidak aneh jika tayangan di televisi dapat menghipnotis pikiran , menanamkan serta mengubah persepsi ke dalam pikiran seseorang. Belum lagi media-media informasi lain seperti majalah serta internet yang juga mulai marak digunakan oleh masyarakat Indonesia. Banyaknya majalah-majalah asing yang masuk ke Indonesia secara perlahan tapi pasti akan menggantikan kebudayaan dan cara berpikir dari budaya lokal dengan budaya asing. Hal ini tidak sepenuhnya buruk karena dari budaya asing tersebut masyarakat Indonesia dapat belajar untuk lebih menghargai waktu, disiplin, mandiri, dll yang jelas kurang dimiliki oleh budaya bangsa lokal. Sayangnya dengan beragam majalah asing yang masuk dampak yang terjadi adalah tingginya tingakat konsumerisme masyarakat, gaya hidup hedonistic yang semakin lumrah, serta minimnya gaya berbusana wanita Indonesia. Meskipun majalah-majalah asing tersebut telah diadaptasi sehingga memilki versi dalam bentuk Indonesia, akan tetapi visi misi serta nilai-nilai yang terkandung di dalamnya tidak berbeda dengan visi misi serta nilai-nilai dari budaya asalnya. Nilai-nilai seperti konsumerisme, hedonistic, serta busana minim tentu saja bertentangan dengan budaya Indonesia itu sendiri, dimana nilai-nilai seperti kesederhanaan dan kesopanan masih kental terdapat dalam budaya masyarakat Indonesia.

Kecanggihan dalam media informasi internet, telah membuat masyarakat di seluruh dunia dapat mengakses dan saling bertukar informasi dengan cepat. Apa yang sedang terjadi di belahan dunia manapun dapat dengan cepat tersaji di depan layar, kecanggihan inipun disambut baik oleh masyarakat Indonesia. Hampir 50% masyarakat Indonesia dapat mengakses Internet. Menurut Nielsen 19 persen penduduk Indonesia menggunakan internet dari rumah, sementara 22 persen online dari kantor dan 14 persen dari lembaga pendidikan. Seharusnya dengan tingkat kemelekan teknologi yang tinggi ini, bangsa Indonesia dapat menjadi bangsa yang berpengetahuan luas karena banyaknya informasi yang bisa didapatkan melalui penggunaan Internet, Namun, yang terjadi di Indonesia adalah internet seringkali disalahgunakan sehingga akhirnya informasi yang didapatkan lebih mengacu pada kesenangan semata. Sehingga tidak heran jika kasus seks bebas serta kejahatan internet marak terjadi dewasa ini.

Dengan beragamnya media komunikasi yang memberi banyak keleluasaan dalam pertukaran budaya dan informasi memang sangat diperlukan dalam era globalisasi. Akan tetapi, kecanggihan dan keberagaman media ini harus diselaraskan dengan sistem hukum yang jelas dan tegas serta kesadaran yang tinggi dalam setiap masyarakat untuk menyaring setiap informasi yang masuk agar selaras sengan nilai-nilai luhur bangsa. Sehingga yang terjadi adalah bertambahlah ilmu bangsa ini tanpa menghilangkan nilai-nilai baik yang sudah lama hidup di Indonesia.

Sehingga benarlah pernyataan Michael P. Todaro bahwa jika konsep barat diterapkan di dalam budaya timur hasil yang akan terjadi adalah konsekuensi yang serius. “….when theories and concepts designed to fit the special condition of the western world are used in the development in the developing countries, the consequensies are serious….” ( Todaro. P.Michael, Economic Development in the third world, 1978).


TEMA GLOBALISASI : Dampak Globalisasi terhadap Remaja Indonesia

Dampak Globalisasi terhadap Remaja Indonesia


Salah satu kemenarikan dari Globalisasi ialah beragamnya budaya yang masuk ke suatu Negara. Hal ini tentu sangat menarik bagi kaum remaja, Indonesia khususnya. Seperti kita ketahui masa Remaja adalah masa di dimana seseorang memiliki keingintahuan yang tinggi untuk meniru dan memiliki rasa keingintahuan yang besar (Rubin, Fein & Vandenberg,1983 dan Smilansky, 1968) . Sehingga tidak heran jika banyak remaja memiliki artis idola yang mereka gemari hingga kemudian mereka meniru gayanya, mulai dari cara mereka berpakaian, cara mereka bercakap, gaya hidup , hingga cara berpikir sang idola. Di Indonesia sendiri, terdapat beberapa budaya asing yang memilki pengaruh cukup besar di dunia hiburan, yaitu Korea dan Amerika, lalu disusul Jepang,dll. Drama Korea dan film-fim Amerika dapat dijumpai dengan mudah wara-wiri tayang di saluran televisi nasional.

Dunia hiburan berpengaruh besar terhadap dunia fashion, style dan gaya hidup remaja Indonesia. Hal ini terbukti dari pakaian atau tatanan rambut yang menyajikan berbagai pilihan asing seperti, American style ,Korean style, dan Japanese style. Juga restoran-restoran terkenal yang menyajikan makanan-makanan asing seperti American food, Japanese food, Korean food, dsb. Sadar atau tidak disadari beragamnya budaya asing yang masuk telah berdampak terhadap kecintaan remaja Indonesia akan gaya atau tatanan serta selera lokal bangsa ini. Sebelum digalakannya program ACI (Aku Cinta Indonesia) , sebelum peresmian hari batik sedunia yang jatuh pada tanggal 02 Oktober 2009 oleh UNESCO, penggunaan batik di kalangan remaja sangat jarang ditemui. Jika dilihat dari selera makan pun, remaja Indonesia lebih banyak tertarik dengan restoran-restoran yang menyajikan makanan asing, seperti; Mc Donald, Hoka-Hoka Bento, KFC, Solaria,dll di banding dengan restoran-restoran yang menyajikan makanan lokal.

Salah satu alasan mengapa para remaja Indonesia lebih tertarik dengan gaya berbusana, tatanan rambut atau makanan asing, karena gaya bangsa asing tersebut dinilai lebih mewakili karakter remaja masa kini. Gaya Amerika dinilai remaja lebih mewakili karakter dinamis mereka, korea dinilai mewakili karakter remaja yang manis, sedangkan Jepang mewakili karakter segar dan muda.



Sedangkan gaya berbusana, tatanan rambut dan makanan Indonesia dianggap kurang mewakili karakter remaja Indonesia. Sebagai contoh, Iklan Kosmetik sariayu memang memiliki kualitas yang bisa disama ratakan dengan kosmetika asing namun untuk menjangkau remaja Indonesia untuk lebih mengguanakn Sariayu, sepertinya Sariayu kurang berhasil, karena Image dari Sariayu sendiri adalah wanita dewasa Indonesia, hal ini terlihat dari model iklan yang kebanyakan adalah wanita Indonesia bukan remaja Indonesia. Sedangkan produk kosmetika asing justru lebih menggunakan model remaja sebagai image produknya, salah satu contohnya Maybelline yang menggaet Sherina untuk menjadi model iklan produknya. Ponds dengan Pevita Pearch sebagai duta iklannya.

Berbagai hal inilah yang mengakibatkan remaja Indonesia lebih menyukai hal-hal yang bernuansa budaya asing ketimbang lokal. Sehingga tak heran budaya lokal sering kali terpinggirkan di kalangan remaja.

Tidaklah menjadi masalah jika budaya asing itu sendiri memberi dampak baik bagi perkembangan karakter dan masa depan para remaja, namun seringkali yang terjadi adalah sebaliknya. Dampak-dampak sebagai akibat dari era globalisasi saat ini adalah pergaulan bebas yang mengarah pada seks bebas, maraknya penggunaan obat-obat terlarang, sekularisme, hedonisme yang jelas sekali bertentangan dengan nilai-nilai budaya lokal.

Remaja adalah generasi penerus bangsa. Dengan kecenderungan remaja akan budaya bangsa Asing yang terus menerus, lambat laun akan tergeruslah nilai-nilai lokal bangsa di masa depan. Suatu bangsa yang tidak memiliki nilai-nilai lokal akan mudah untuk menjadi kaki tangan bangsa-bangsa lain. Tentunya, bukanlah hal ini yang kita harapkan dari era globalisasi dan dampaknya terhadap remaja Indonesia.




TEMA GLOBALISASI : Dampak Globalisasi terhadap Tenaga Kerja Indonesia

Dampak Globalisasi terhadap Tenaga Kerja Indonesia


Dalam era globalisasi, segala hal dapat dilihat sebagai peluang maupun tantangan. Salah satu dampak dari globalisasi yang cukup terasa adalah masuknya pekerja-pekeja asing ke dalam negeri. Banyaknya pekerja-pekerja asing menyebabkan pekerja lokal harus bersaing agar tetap dapat bekerja. Pekerja lokal harus bersaing secara kualitas agar mereka tetap dapat bertahan dan dipekerjakan di era globalisasi ini. Akan tetapi tidak sedikit pula tenaga kerja kita yang memiliki kesempatan untuk bekerja di luar negeri , baik sebagai buruh maupun sebagai tenaga kerja ahli.

Pekerja lokal yang mampu untuk bekerja di luar negeri adalah pekerja-pekerja yang telah melatih dirinya agar memiliki kemampuan untuk bersaing dengan warga dunia lainnya secara global. Mereka cepat beradaptasi dengan kebudayaan baru yang mereka temui ketika mereka harus di tempatkan pada suatu daerah atau Negara yang secara geografis, bahasa dan nilai budaya bebeda jauh dari tempat asalnya.

Namun, hingga saat ini Prestasi Indonesia dalam ketenaga kerjaan baru dikenal sebagai Negara pemasok buruh terbesar kenegara luar seperti, Malaysia dan Arab (Republika :2010). Sehingga tak heran jika data statistik menunjukaan bahwa devisa negara terbesar pada tahun 2009-2010 berasal dari pemasukan-pemasukan yang dihasilkan oleh buruh-buruh ini. Meskipun terdapat beberapa anak bangsa yang bekerja di luar negeri sebagai tenaga ahli/professional, seperti Professor Ken Soetanto, Nelson Tansu, Anggun C.Sasmi, B.J habibie, dll yang berhasil mengharumkan nama bangsa di kancah Internasional.

Namun, karena sedikitnya jumlah tenaga kerja ahli ini maka reputasi Indonesia sebagai Negara pemasok buruh pun belum dapat diubah. Hal ini tentu saja memberikan dampak negatif bagi Negara ini karena dengan label Negara pemasok buruh secara tidak langsung menegaskan bahwa tingkat pendidikan Indonesia masih sangat rendah, berbeda halnya apabila suatu Negara dikenal sebagai Negara pemasok tenaga-tenaga professional, seperti, Amerika, German, dan Jepang, maka Negara tersebut akan mendapat predikat positif karena tingginya tingkat pendidikan yang baik. Selanjutnya dangan predikat baik ini suatu Negara secara tak langsung akan lebih menghargai dan mencintai negaranya. Kenyataan ini kontras dengan Negara Indonesia yang seperti telah dijelaskan sebelumnya mendapat predikat sebagai pemasok buruh, sehingga hal ini pun mengakibatkan rendahnya harga diri bangsa dimata bangsa Indonesia sendiri maupun di mata bangsa lain.


Meskipun, memberi label buruk pada bangsa, namun jika dinilik dari segi pendapatan Negara hal ini masih memberikan keuntungan bagi Negara ini.

Lain halnya dengan penggunaan tenaga kerja asing di Indonesia yang umunya lebih memberikan banyak dampak negative bagi para pekerja lokal, karena tenaga profesional asing yang masuk ke Indonesia umunya dibayar lebih mahal ketimbang tenaga kerja ahli lokal.

Mirisnya meskipun sama-sama tenaga kerja ahli, tenaga kerja ahli asing selalu mendapatkan prlakuan yang lebih dibanding tenaga kerja ahli lokal, baik dari segi pembayaran, penghormatan, maupun kedudukan. Hal ini terjadi sebagai hasil dari cara berpikir yang sudah terbentuk sejak lampau sesuai dengan penjelasan Dr. Sofia Rangkuti Hasibuan dalam bukunya Manusia dan Kebudayaan Indonesia (Teori dan Konsep) bahwa : Berbagai peristiwa dalam sejarah menunjukan kehandalan penjajah dim mata anak bangsa. Supremasi penjajah ini kiranya telah pula mempengaruhi alam pikiran anak bangsa. Keunggulan mereka telah membuat bangsa ini bertekuk lutut dan tidak dapat berkutik selain memandang penjajah sebagai bangsa yang pantas dikagumi. (Rangkuti, S.H ,2002, hlm. 82)

Sedangkan di kalangan buruh, Investor asing lebih suka menggunakan buruh-buruh dari Negara China dan India karena selain harga buruh yang murah, China dan India terkenal memiliki etos kerja yang lebih baik ketimbang Indonesia. (DATA).Sehingga tak aneh jika buruh-buruh di Indonesia kebanyakan hanya sebagai buruh tak terampil , berbeda halnya dengan China dan India dimana buruh-buruh Negara tersebut memiliki keterampilan.

Untuk itu dibutuhkan paradigma baru untuk membentuk pemikiran akan pentingnya bekal pendidikan serta keterampilan bagi masyarakat Indonesia, sehingga label buruk sebagai pemasok buruh dapat segera berubah, setidak-tidaknya dapat dimulai dengan pembekalan keterampilan agar tenaga kerja lokal dapat bersaing dengan tenaga kerja asing.


TEMA GLOBALISASI : DAMPAK GLOBALISASI DALAM BIDANG PENDIDIKAN DI INDONESIA

DAMPAK GLOBALISASI DALAM BIDANG PENDIDIKAN DI INDONESIA


Masuknya Globalisasi ke Indonesia telah merubah seluruh tatanan hidup masyarakat dalam berbagai bidang. Salah satu pengaruh globalisasi yang juga sangat terasa adalah pada bidang pendidikan. Dengan Globalisasi maka sistem pendidikan Indonesia pun turut merubah sistemnya demi menyesuaikan diri dengan masuknya era Globalisasi. Beberapa tahun sebelum era gobalisasi merambah ke Indonesia, wajah sistem pendidikan yang kita kenal adalah sistem pendidikan yang menjadikan guru sebagai sumber teladan sikap serta guru sebagai sumber informasi.

Sebagai contoh, jika seorang guru taman kanak-kanak menggambar seekor kucing di atas sebuah papan tulis kemudian setelah selesai sang guru meminta murid-muridnya untuk menggambar sebuah kucing maka murid-muridnya akan secara serempak menggambar kucing dengan bentuk yang mirip seperti gambar kucing yang digambar oleh sang guru di papan tulis. (Purwaningsih.Endang, Pemahaman Lintas Budaya, 2010) .

Hal ini membuktikan bahwa masyarakat Asia termasuk Indonesia, menggangap guru sebagai sumber teladan yang patut dicontoh serta sumber pengetahuan sehingga siswa-siswa Indonesia menjadi kurang dalam kekreatifan dan kekritisannya karena dalam pikiran mereka telah terinsepsi bahwa yang benar adalah yang sesuai dengan apa yang gurunya contohkan. Sedangkan dalam budaya barat jika seorang guru menggambar kucing kemudian meminta murid-muridnya untuk juga menggambar kucing maka sebagian besar murid kelas itu akan menggambar seekor kucing yang berbeda jauh dari kucing yang digambar oleh gurunya, murid-muridnya akan menggambar kucing dengan gambaran yang tersimpan di pikiran mereka mengenai bentuk kucing.

Sehingga tak heran jika pendidikan barat memproduksi murid-murid yang lebih kreatif dan kritis. Namun, bukan berarti bahwa sistem pendidikan budaya barat lebih baik di bandingkan sistem pendidikan budaya timur. Kelebihan yang dimiliki oleh sistem pendidikan timur adalah kesopanan dalam bersikap, karena guru merupakan sosok yang dihormati maka secara tak langsung hal ini memberikan pelajaran untuk membudayakan sikap hormat dan sopan. Berbeda dengan sitem pendidikan barat di mana guru hanya sebagai pembimbing karena informasi serta pengetahuan itu sendiri dalam budaya barat tidak terpaku semata-mata melalui seorang guru namun juga dapat diperoleh melalui beragaamnya bacaan atau informasi melalui teknologi. Selain itu posisi guru di dalam kelas juga tidak harus menjadi sumber patokan sikap, guru dalam sistem pendidikan barat dapat memposisikan dirnya sebagai, teman belajar yang lebih berpengalaman, tutor, ataupun layaknya orangtua.

Sebagai bagian dari budaya timur maka sistem pendidikan timur seperti di atas lebih sering umunya ditemukan di Indonesia. Namun semenjak masuknya era globalisasi dimana budaya barat mulai dengan mudah masuk ke Indonesia, maka sistem pendidikan Indonesia pun mulai mengaplikasikan sistem yang kebarat-baratan. Hal ini terbukti dengan di rubahnya sistem . KBK yang dicanangkan pemerintah tahun 2004 merupakan langkah awal pemerintah dalam mengikutsertakan secara aktif siswa terhadap pelajaran di kelas yang kemudian disusul dengan KTSP yang didasarkan pada tingkat satuan pendidikan. Di dalam kelas, siswa dituntut untuk aktif dalam proses belajar-mengajar. Di Barat, peran guru hanya sebatas pembimbing.

Selain itu dampak dari globalisasi dalam pendidikan Indonesia pun dapat terlihat dengan maraknya sekolah swasta asing yang dalam sistemnya menggunakan. Kurikulum asing yang telah disesuaikan dengan kurikulum lokal. Namun, ada pula sekolah swasta asing yang secara sepenuhnya menggunakan kurikulum asing sebagai sistem pembelajarannya, sehingga sertifikat yang dikeluarkan pun berupa sertifikat asing. Dampak lain dari globalisasi juga terasa dari jenjang taman kanak-kanak dimana pelajaran bahasa asing seperti Inggris, mandarin, jepang sudah mulai diperkenalkan, hal ini dimaksudkan agar kelak manusia Indonesia dapat bertahan dan sukses dalam era globalisasi melalui kecakapan berbahasa asing yang baik sehingga komunikasi antar Negara dapat terjalin dengan lancer. Penerapan kecanggihan teknologi dalam memperoleh pengetahuan pun sangat terasa dalam pendidikan di era global ini.

Terlepas dari semua keuntungan yang didapat melalui era globalisasi ini. Pemerintah selayaknya tetap waspada serta membarikan perhatian khusus terhadap dunia pendidikan agar komersialisasi dalam dunia pendidikan tidak marak terjadi, selain itu penerapan UU serta hukum yang jelas akan sangat membantu dalam mencipatakan sistem pendidikan yang lebih baik dan sesuai dengan norma serta nilai-nilai luhur bangsa, sehingga dengan adanya globalisasi dampak baik dalam sistem pendidikan Indonesia dapat dioptimalkan demi kemajuan bangsa.

Jumat, 08 April 2011

Motivation books

Think and Grow Rich

1.Desire : The Starting Point of All Achievement

When you have something that you like the most, your desire will take part on it. Desire is no mere wish. Desire is also not a hope. Desire is a keen , sharp and definite vision. It will burn your spirit and ignite your passion. If you have a desire of something, even though It’s hard to make it , or almost impossible to do it, your desire will open all the possibilities to make it possible for you. Desire is like a door for you to get your way to your dream. High deire is a basic to get all the achievement in life.

2. Faith visualization of, and belief in attainment of desire

For a long time, people believe that we cannot control our own faith but according to the author. We can create the faith by affirmation or repeated instructions to the subconscious mind, through the principle of auto-suggestion. This new statement will give us better understanding of life.

3.Auto-suggestion: the medium for influencing the subconscious mind

Auto-suggestion is self-suggestion which is we put the suggestions in our mind to stimuli the five senses. The input that come in to our thought whether it is positive or negative can enter the subconscious mind without any rejecting, but through auto-suggestion we can feed our subconscious mind with good thought or bad thought, it depends on you. The absolute control is in yours.

4. Specialized knowledge, personal experiences of observation

Knowledge is a power, but we have to know the way to use it. Many of professors who have a lot of knowledge but have little of money. Why? Because they just know how to teach the knowledge to others but they don’t know how to apply the knowledge in their life.

The best knowledge comes from personal experience of observation, that usually call as specialize knowledge, where you can learn and apply it freely without asking any fee, like all universities do.

5. Imagination : The Workshop of mind

Every imagination was build from an idea. Our job is only expand our idea through some exercises of imagination to make it come true.

6. Organized planning, the crystallization of desire into action

After you create your imagination. The next step is action. To make your imagination become reality we should make some plans. Doing your plans and if your plans are not successfully, change the plans, replace it with the new one, and if the new plans seem not work, turn it , and so on.

7.The Mastery of Procrastination

Procrastination is the best enemy for your success life, so being loyal with your organized planning, act as soon as possible. Decide something firmly.

8.Persistence : Is an essential factor in the procedure of transmuting DESIRE into its

monetary equivalent.

Persistence is an essential factor in the procedure of transmuting DESIRE into its

monetary equivalent.

9.Power of The Master Mind : The Driving Force

Power is the most essential part for making money. As an essential factor in the procedure of transmuting DESIRE into its monetary equivalent. The “Master Mind” is combination of knowledge and effort, in a spirit of harmony, between two or more people, for the attainment of a definite purpose.

10.The Mystery of Sex

Man and woman live in togetherness for a very long time ago. They depend one to each others. But the effect of the togetherness is so beneficial for each others success life. Like wise man said that behind a great man there’s a great woman.

11.The subconscious: Mind the Connecting Link

The connecting link between the finite mind of man and Infinite Intelligence

12. The brain : A broadcasting and receiving station for thought

The agency of communication one’s consciuos and the four sources from which one may receive thought stimuli

13. The sixth sense

He sixth sense is same with intuition. You know something got to happen without any logic thinking, but you can feel it with your emotion.

Think and Grow Rich

1.Desire : The Starting Point of All Achievement

When you have something that you like the most, your desire will take part on it. Desire is no mere wish. Desire is also not a hope. Desire is a keen , sharp and definite vision. It will burn your spirit and ignite your passion. If you have a desire of something, even though It’s hard to make it , or almost impossible to do it, your desire will open all the possibilities to make it possible for you. Desire is like a door for you to get your way to your dream. High deire is a basic to get all the achievement in life.

2. Faith visualization of, and belief in attainment of desire

For a long time, people believe that we cannot control our own faith but according to the author. We can create the faith by affirmation or repeated instructions to the subconscious mind, through the principle of auto-suggestion. This new statement will give us better understanding of life.

3.Auto-suggestion: the medium for influencing the subconscious mind

Auto-suggestion is self-suggestion which is we put the suggestions in our mind to stimuli the five senses. The input that come in to our thought whether it is positive or negative can enter the subconscious mind without any rejecting, but through auto-suggestion we can feed our subconscious mind with good thought or bad thought, it depends on you. The absolute control is in yours.

4. Specialized knowledge, personal experiences of observation

Knowledge is a power, but we have to know the way to use it. Many of professors who have a lot of knowledge but have little of money. Why? Because they just know how to teach the knowledge to others but they don’t know how to apply the knowledge in their life.

The best knowledge comes from personal experience of observation, that usually call as specialize knowledge, where you can learn and apply it freely without asking any fee, like all universities do.

5. Imagination : The Workshop of mind

Every imagination was build from an idea. Our job is only expand our idea through some exercises of imagination to make it come true.

6. Organized planning, the crystallization of desire into action

After you create your imagination. The next step is action. To make your imagination become reality we should make some plans. Doing your plans and if your plans are not successfully, change the plans, replace it with the new one, and if the new plans seem not work, turn it , and so on.

7.The Mastery of Procrastination

Procrastination is the best enemy for your success life, so being loyal with your organized planning, act as soon as possible. Decide something firmly.

8.Persistence : Is an essential factor in the procedure of transmuting DESIRE into its

monetary equivalent.

Persistence is an essential factor in the procedure of transmuting DESIRE into its

monetary equivalent.

9.Power of The Master Mind : The Driving Force

Power is the most essential part for making money. As an essential factor in the procedure of transmuting DESIRE into its monetary equivalent. The “Master Mind” is combination of knowledge and effort, in a spirit of harmony, between two or more people, for the attainment of a definite purpose.

10.The Mystery of Sex

Man and woman live in togetherness for a very long time ago. They depend one to each others. But the effect of the togetherness is so beneficial for each others success life. Like wise man said that behind a great man there’s a great woman.

11.The subconscious: Mind the Connecting Link

The connecting link between the finite mind of man and Infinite Intelligence

12. The brain : A broadcasting and receiving station for thought

The agency of communication one’s consciuos and the four sources from which one may receive thought stimuli

13. The sixth sense

He sixth sense is same with intuition. You know something got to happen without any logic thinking, but you can feel it with your emotion.

Think and Grow Rich

1.Desire : The Starting Point of All Achievement

When you have something that you like the most, your desire will take part on it. Desire is no mere wish. Desire is also not a hope. Desire is a keen , sharp and definite vision. It will burn your spirit and ignite your passion. If you have a desire of something, even though It’s hard to make it , or almost impossible to do it, your desire will open all the possibilities to make it possible for you. Desire is like a door for you to get your way to your dream. High deire is a basic to get all the achievement in life.

2. Faith visualization of, and belief in attainment of desire

For a long time, people believe that we cannot control our own faith but according to the author. We can create the faith by affirmation or repeated instructions to the subconscious mind, through the principle of auto-suggestion. This new statement will give us better understanding of life.

3.Auto-suggestion: the medium for influencing the subconscious mind

Auto-suggestion is self-suggestion which is we put the suggestions in our mind to stimuli the five senses. The input that come in to our thought whether it is positive or negative can enter the subconscious mind without any rejecting, but through auto-suggestion we can feed our subconscious mind with good thought or bad thought, it depends on you. The absolute control is in yours.

4. Specialized knowledge, personal experiences of observation

Knowledge is a power, but we have to know the way to use it. Many of professors who have a lot of knowledge but have little of money. Why? Because they just know how to teach the knowledge to others but they don’t know how to apply the knowledge in their life.

The best knowledge comes from personal experience of observation, that usually call as specialize knowledge, where you can learn and apply it freely without asking any fee, like all universities do.

5. Imagination : The Workshop of mind

Every imagination was build from an idea. Our job is only expand our idea through some exercises of imagination to make it come true.

6. Organized planning, the crystallization of desire into action

After you create your imagination. The next step is action. To make your imagination become reality we should make some plans. Doing your plans and if your plans are not successfully, change the plans, replace it with the new one, and if the new plans seem not work, turn it , and so on.

7.The Mastery of Procrastination

Procrastination is the best enemy for your success life, so being loyal with your organized planning, act as soon as possible. Decide something firmly.

8.Persistence : Is an essential factor in the procedure of transmuting DESIRE into its

monetary equivalent.

Persistence is an essential factor in the procedure of transmuting DESIRE into its

monetary equivalent.

9.Power of The Master Mind : The Driving Force

Power is the most essential part for making money. As an essential factor in the procedure of transmuting DESIRE into its monetary equivalent. The “Master Mind” is combination of knowledge and effort, in a spirit of harmony, between two or more people, for the attainment of a definite purpose.

10.The Mystery of Sex

Man and woman live in togetherness for a very long time ago. They depend one to each others. But the effect of the togetherness is so beneficial for each others success life. Like wise man said that behind a great man there’s a great woman.

11.The subconscious: Mind the Connecting Link

The connecting link between the finite mind of man and Infinite Intelligence

12. The brain : A broadcasting and receiving station for thought

The agency of communication one’s consciuos and the four sources from which one may receive thought stimuli

13. The sixth sense

He sixth sense is same with intuition. You know something got to happen without any logic thinking, but you can feel it with your emotion.