Kamis, 08 Maret 2012

TEMA GLOBALISASI : Dampak Globalisasi terhadap Remaja Indonesia

Dampak Globalisasi terhadap Remaja Indonesia


Salah satu kemenarikan dari Globalisasi ialah beragamnya budaya yang masuk ke suatu Negara. Hal ini tentu sangat menarik bagi kaum remaja, Indonesia khususnya. Seperti kita ketahui masa Remaja adalah masa di dimana seseorang memiliki keingintahuan yang tinggi untuk meniru dan memiliki rasa keingintahuan yang besar (Rubin, Fein & Vandenberg,1983 dan Smilansky, 1968) . Sehingga tidak heran jika banyak remaja memiliki artis idola yang mereka gemari hingga kemudian mereka meniru gayanya, mulai dari cara mereka berpakaian, cara mereka bercakap, gaya hidup , hingga cara berpikir sang idola. Di Indonesia sendiri, terdapat beberapa budaya asing yang memilki pengaruh cukup besar di dunia hiburan, yaitu Korea dan Amerika, lalu disusul Jepang,dll. Drama Korea dan film-fim Amerika dapat dijumpai dengan mudah wara-wiri tayang di saluran televisi nasional.

Dunia hiburan berpengaruh besar terhadap dunia fashion, style dan gaya hidup remaja Indonesia. Hal ini terbukti dari pakaian atau tatanan rambut yang menyajikan berbagai pilihan asing seperti, American style ,Korean style, dan Japanese style. Juga restoran-restoran terkenal yang menyajikan makanan-makanan asing seperti American food, Japanese food, Korean food, dsb. Sadar atau tidak disadari beragamnya budaya asing yang masuk telah berdampak terhadap kecintaan remaja Indonesia akan gaya atau tatanan serta selera lokal bangsa ini. Sebelum digalakannya program ACI (Aku Cinta Indonesia) , sebelum peresmian hari batik sedunia yang jatuh pada tanggal 02 Oktober 2009 oleh UNESCO, penggunaan batik di kalangan remaja sangat jarang ditemui. Jika dilihat dari selera makan pun, remaja Indonesia lebih banyak tertarik dengan restoran-restoran yang menyajikan makanan asing, seperti; Mc Donald, Hoka-Hoka Bento, KFC, Solaria,dll di banding dengan restoran-restoran yang menyajikan makanan lokal.

Salah satu alasan mengapa para remaja Indonesia lebih tertarik dengan gaya berbusana, tatanan rambut atau makanan asing, karena gaya bangsa asing tersebut dinilai lebih mewakili karakter remaja masa kini. Gaya Amerika dinilai remaja lebih mewakili karakter dinamis mereka, korea dinilai mewakili karakter remaja yang manis, sedangkan Jepang mewakili karakter segar dan muda.



Sedangkan gaya berbusana, tatanan rambut dan makanan Indonesia dianggap kurang mewakili karakter remaja Indonesia. Sebagai contoh, Iklan Kosmetik sariayu memang memiliki kualitas yang bisa disama ratakan dengan kosmetika asing namun untuk menjangkau remaja Indonesia untuk lebih mengguanakn Sariayu, sepertinya Sariayu kurang berhasil, karena Image dari Sariayu sendiri adalah wanita dewasa Indonesia, hal ini terlihat dari model iklan yang kebanyakan adalah wanita Indonesia bukan remaja Indonesia. Sedangkan produk kosmetika asing justru lebih menggunakan model remaja sebagai image produknya, salah satu contohnya Maybelline yang menggaet Sherina untuk menjadi model iklan produknya. Ponds dengan Pevita Pearch sebagai duta iklannya.

Berbagai hal inilah yang mengakibatkan remaja Indonesia lebih menyukai hal-hal yang bernuansa budaya asing ketimbang lokal. Sehingga tak heran budaya lokal sering kali terpinggirkan di kalangan remaja.

Tidaklah menjadi masalah jika budaya asing itu sendiri memberi dampak baik bagi perkembangan karakter dan masa depan para remaja, namun seringkali yang terjadi adalah sebaliknya. Dampak-dampak sebagai akibat dari era globalisasi saat ini adalah pergaulan bebas yang mengarah pada seks bebas, maraknya penggunaan obat-obat terlarang, sekularisme, hedonisme yang jelas sekali bertentangan dengan nilai-nilai budaya lokal.

Remaja adalah generasi penerus bangsa. Dengan kecenderungan remaja akan budaya bangsa Asing yang terus menerus, lambat laun akan tergeruslah nilai-nilai lokal bangsa di masa depan. Suatu bangsa yang tidak memiliki nilai-nilai lokal akan mudah untuk menjadi kaki tangan bangsa-bangsa lain. Tentunya, bukanlah hal ini yang kita harapkan dari era globalisasi dan dampaknya terhadap remaja Indonesia.




1 komentar:

  1. bagus sekali tulisanya,,,
    memang benar, dewasa ini para remaja sudah jarang sekali yang tertarik dengan budaya daereah atau lokal, padahal negara kita ini sangat kaya akan budaya. muncul dan berkembangnya budaya-budaya asing di indonesia menjadi salah satu penyebab tersingkirkanya budaya lokal. hal ini tejadi karena kebanyakan remaja menganggap bahwa budaya asing itu adalah budaya modern dan keren, sedangkan budaya lokal dianggap sebagai budaya tradisional dan kuno.
    nah,,, PR bagi kita, bagaimana caranya supaya budaya lokal bisa menarik perhatian dan banyak digemari olah para remaja?

    BalasHapus